Thursday, April 18, 2013

Idola VS Fans


Dari dulu saya gak pernah nge-fans dengan siapapun yang terlalu gimana gitu sampe mengelu-elukan atau mikirin dia siang-malam. Pernah sih zaman kecil dulu suka sama cantika sampe nulis n kirim surat ke dia. Terus berganti-ganti terus karena saya bosenan dan kalo udah liat celah “jelek” nya langsung ilfil. Sampe kenal (tsaahh kenal wkwk) dengan Lee Minho actor korea yang tenar lewat drama Bofs Before Flowers. Nah itu zamannya masih abege, jomblo, single jadi emang suka banget ama kegantengannya, hahahah. Tapi ya biasa aja sih sekedar suka aja, gak ekstrim-ekstrim amat. Sampe menjelang transformasi saya dari istri menjadi ibu pun saya kadang masih mikir siapa yaa idola saya di dunia ini yang masih bisa dilihat gerak-geriknya baik secara nyata atau didunia maya, tapi masih belum nemu juga karena saya mikirnya gak ada yang lebih pantes diidolain selaen Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya serta yang lainnya dimasa itu.
Tapi pada suatu ketika, saya berubah dari single woman, menjadi istri dan ibu seutuhnya setelah Gilby lahir, saya bertemu dengan Ibu AA, dan saya jatuh cinta padanya. Meniatkan dalam hati untuk selalu belajar BAGAIMANA menjadi ibu yang baik buat amanahNya ini. Bergabung dengan berbagai komunitas didunia maya. Karena didunia nyata banyak sekali yang beda “aliran” (baca: visi-misi) dengan saya. Kebayang gak kalo ada ikan yang baru sadar bahwa ternyata hidup di air itu butuh air untuk bisa berenang, makan, dan “hidup”. Begitulah saya, sedang “haus-hausnya” ilmu. Semua dari siapapun yang saya baru tau, saya masukin ke laci-laci diotak saya. “SAVE AS” dengan judul masing-masing.

Ibu AA ini baru saja saya kenal di komunitas yang sering saya tongkrongi dalam rangka mencari ilmu sbagai ibu baru. Dan dia sungguh mempesona. Dia manis, pintar, soleha, santun, ramah, baik, bijaksana ahh perfecto lah. Dia dokter tapi berani memutuskan untuk tidak praktek sebagai dokter tapi mengabdikn diri di rumah saja untuk suami dan anak-anaknya tercinta. Siapa yang tidak kagum coba?
Saya ikuti semua ilmunya, saya serap mentah-mentah, saya praktekkan apa yang menurutnya BENAR dan saya ikut merana jika dia sedang dalam ada masalah. Sampai saya dapat contact dia dan saya sms dia dengan mengatakan saya fans nya. Dan dia jawab “jangan ngefans ke saya yah, saya hanya manusia biasa. Ngefans ke Nabi Muhammad aja yah.” Duhh meleleh gak tuh? Saking hormatnya saya sama dia sampe gak berani buat nyapa (sms) lagi.

Sampai suatu ketika gilby yang belum genap 3 bulan jatuh dari ayunan, saya panik. Walau saya udah siapin guidelines saat anak jatuh tetap saja saya merasa panik dan merasa sendiri. Saat kebingungan seperti itulah saya inget dengan bu AA ini. Bukan untuk konsul gratis sihh, hanya sebagai penghibur diri pelipur lara. Saya jelaskan kejadiannya dan saya tunggu lamaaaa sekali baru beliau membalas dan hanya singkat sekali bahkan cenderung ketus. Entah kenapa dari situ saya langsung ilfil ke beliau, benr-benar gak berempati. Bukan suuzon, saya mencoba khusnudzon mungkin beliau sedang sakit, sedang repot dengan urusan rumah/anak-anak, sedang ada masalah keluarga atau lain-lain, tapi beliau nyata-nyata pernah men-decleare contact pribadi bagi yang ingin tanya-tanya atau belajar. Nah apa salah nya sekedar bilang “cepet sembuh atau semoga tidak apa-apa” kepada saya yang sedang jelas galaunya. Tapi ya sudahlah, emang bukan porsi dia untuk disalahin hanya menyayangkan sikapnya itu.

Lalu selanjutnya bisa ditebak satu per satu keanehan muncul. Seperti dituntun Tuhan saya dibukakan mata,”ini loh mel, dulu kamu anggepnya begini karena si bu AA ini, padahal yg sebenernya begitu.” Banyaaaaaaakk sekali, sifatnya semakin arogan, skptic, closeminded, menyebarkan sesuatu sepotong-potong, membiarkan orang lain membuat asumsi sendiri bedasar kan ulahnya sendiri, lalu saat orang lain ketauan salah malah dia tidak mau disalahkan, padahal jelas-jelas dia yang memulai berbagi sesuatu yang rancu, bergaul hanya dengan orang-orang sepengikutnya, mem-block orang-orang yang “melawan” dia dll sebagainya. Ehh saya Tuhan kan melakukan penilaian ke orang? Maaf, bukan maksud kok. Hanya sangat menyayangkan, beliau padahal cerdas dan sangat berpotensi buat umat. Tapi kadang malah apa yang digembar-gemborkan tak sesuai dengan apa yang dia buat. Ehh mel kok enak banget nge-judge bu AA ini? Kamu udah sempurna? Heheh enggak kok, justru dari beliau saya berkaca, bahwa saya gak boleh seperti dia. Terus kenapa gak diingetin? Hoooo, kalo itu saya gak selevel dengan ilmunya beliau yang udah diawan saya masih dibawah tanah, dan sudah banyak yang berusaha mengingatkan baik engan cara arif dan bijaksana sampai cara ekstrim dengan kata-kata yang “keras”, tapi beliau meresponnya dengan mencari simpati.

Hhmmm. Pelajaran buat saya untuk tidak gampang mengidolakan dan menggantungkan apapun kepada yang namanya ‘manusia’. Tempat terbaik untuk bergantung dan meminta pertolongan dalah ALLAH SWT. Dan saya sangat berharap semoga saya selalu diberikan ilmu yang bermanfaat, didekatkan dengan orang-orang yang baik benar bijaksana, serta dijauhkan dari segala fitnah. Amin.

*mohon maaf jika ada kesamaan nama, sifat, cerita dll. :D

No comments:

Post a Comment