Thursday, October 1, 2015

KIAT AJARKAN TOILET TRAINING

Jangan Ngompol Lagi Ya, Sayang! 
● Sebelum Bersekolah, Latih Toilet Traning di Rumah!
 
 “Ma, pipis,” bisik seorang bocah laki-laki kepada ibunya yang tengah asyik mengobrol. Aduh, lagi seru-serunya berkumpul di ‘ajang rumpi,’ ada saja ulah si kecil. Meski tampak cukup terganggu, sang ibu bergegas membawa buah hatinya menuju toilet.
Tentu Anda kerap menghadapi situasi serupa kan Moms? Tak mudah memang mengajarkan toilet traning pada balita. Namun bila tak diajarkan sejak dini, urusan buang hajat ini akan menjadi masalah saat ia harus mulai bersekolah. Lantas, kapan si kecil siap dilatih? Bagaimana triknya?
Latihan Buang Air Kecil (BAK) atau Buang Air Besar (BAB) dikenal dengan istilah toilet traning. Latihan dari orangtua sangat diperlukan agar anak dapat melakukan BAK maupun BAB dengan benar, dan bukan di sembarang tempat.  toilet traning merupakan suatu keterampilan yang menjadi dasar dari kemampuan lainnya,  hal ini termasuk salah satu keterampilan menjaga kebersihan diri sendiri, yang sangat berguna sampai besar nanti.
Freud, seorang ahli psikologi, menyebutkan tahapan ini sebagai masa anal. Keinginan untuk BAK atau BAB akan membawa hal positif dalam kehidupan seseorang kelak bila sedari kecil mendapat pengarahan yang baik dan menyenangkan. Sebaliknya, akan membawa trauma tersendiri bagi anak bila mendapat tanggapan yang kurang baik dari lingkungan.

Melatih Kebiasaan di Rumah
Toilet traning merupakan pengaturan BAK dan BAB yang biasanya dipengaruhi oleh kebiasaan setempat. Di perkotaan, anak-anak usia 1-3 tahun sudah menggunakan pispot sebagai sarana pengenalan toilet traning. Berbeda halnya dengan yang terjadi di desa-desa, anak masih diperkenankan untuk BAK atau BAB di celana serta tidak mengenal pispot (potty chair).
Jadi, toilet traning termasuk bagian pendidikan keluarga untuk membuat anak mandiri dan memiliki keterampilan penguasaan buang air. Kontrol tubuh terhadap BAK dan BAB diperoleh seorang anak pada usia 3 tahun. Di bawah usia 1 tahun, anak belum memiliki kontrol yang baik terhadap keinginan BAB dan BAK-nya.

Kenali Tanda-tanda Kesiapan
Melatih toilet traning pada anak akan lebih mudah bila anak mulai menunjukkan kesiapannya, antara lain:
  • Anak dapat menahan sementara keinginan untuk BAK atau BAB. Anak bisa tidak mengompol 3-4 jam dalam sehari. Contohnya diapers anak masih kering setelah 3-4 jam.
  • Sudah tidak mengompol saat bangun tidur.
  • Dapat mengikuti petunjuk sederhana dan memberitahu bila celana atau diapers-nya kotor atau basah.
  • Bisa menunjukkan ekspresi wajah, postur tubuh dan kata-kata yang menunjukkan keinginan BAK atau BAB kepada orang lain.
  • Mulai dapat membuka dan memasang celana dan pakaian sendiri.
  • Dapat membersihkan atau menyiram bekas buang airnya.
  • Tertarik pada kebiasaan orang yang lebih tua atau dewasa masuk ke toilet.
  • Minta diajari menggunakan toilet.

Jangan Membandingkan Kemampuan Anak!
Saat anak sudah menunjukkan kesiapan toilet traning, sebaiknya orangtua sudah melatih anak sedini mungkin sebelum memasuki usia sekolah. Selain itu perlu adanya konsisten, baik dalam urusan waktu maupun perlakuan dari orangtua dan pengasuh.
Sayangnya, beberapa orangtua kerap kali gemas dengan ‘kegagalan’ buah hatinya berlatih toilet traning. Apalagi jika rata-rata teman sebaya si kecil sudah menguasai kemampuan ini. Tak ayal kalimat berikut sering terlontar, “Ih, gimana sih kamu, sudah besar masih ngompol! Tuh lihat temanmu si A pintar banget lho, nggak ngompol lagi!” Padahal ucapan ini justru tidak membangun rasa percaya diri anak.  
Begitu pula dengan peran guru di sekolah yang tak kalah pentingnya, mengingat siswa pra sekolah masih dalam proses berlatih toilet traning. Guru dapat terus melatih dan memberikan respon positif bagi siswa yang sudah mandiri, sehingga perilaku ini semakin kuat.
Namun, bagi siswa yang belum mandiri, guru dapat memberi motivasi atau mengingatkan siswa untuk pergi ke kamar kecil saat menunjukkan keinginan BAK atau BAB. Bahkan jika didapati anak ngompol di sekolah, seharusnya guru tidak mengritik di depan siswa lainnya.      

Pahami Situasi Si Kecil
Dalam melatih toilet traning diperlukan kesabaran dan ketelatenan orang dewasa di sekitar anak, yakni orangtua, pengasuh maupun guru di sekolah. Tentunya anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, oleh karena itu orangtua diharapkan lebih memahami kondisi anak.
Hambatan pun dapat terjadi saat mengajarkan toilet traning. Misalnya pada situasi menempati rumah baru, pindah rumah atau mendatangi rumah baru. Tak jarang anak harus menyesuaikan diri lebih lama untuk toilet yang berbeda dari tempat sebelumnya. Bisa saja anak terbiasa dengan kloset duduk bingung ketika harus pup di kloset jongkok.
Kemudian pada kondisi akan mendapatkan adik baru. Seorang kakak biasanya mengompol, untuk mencari perhatian. Kendala lainnya bila terjadi krisis dalam keluarga, misal setelah kehilangan orang yang dicintai atau si anak menderita sakit berat.
Jadi, selama anak tidak menunjukkan perubahan perilaku terhadap kemungkinan hambatan tersebut, orangtua masih bisa melatih anak untuk BAK dan BAB. DB

Kiat Ajarkan Toilet Traning:
  • Membiasakan anak masuk ke dalam WC, berhati-hatilah memakai istilah untuk menjelaskan bagian badan, air seni, hajat besar yang tidak membingungkan anak.
  • Mendudukkan anak untuk melakukan buang hajat di toilet atau pispot dengan cara menyenangkan, misalnya sambil menyanyi atau bercerita sehingga anak merasa tidak terpaksa. Pembiasaan juga dilakukan dengan mendudukkan anak di toilet setelah bangun tidur. Hal ini akan membiasakan anak tidak mengompol.
  • Bagi anak yang masih mengompol di malam hari, selain memakaikan diapers, orangtua dapat membangunkannya setiap 3 jam untuk BAK ke kamar mandi
  • Ajarkan anak mengenali tanda-tanda tubuh ‘rasa ingin’ BAK atau BAB.
  • Bersabarlah dan beri anak pujian bila ia berhasil BAK atau BAB di toilet dan tidak disembarang tempat. Hal ini akan menjadi reward bagi anak untuk mengulangi mengerjakan hal tersebut di waktu yang akan datang. Orangtua harus menyadari proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama sampai anak benar-benar siap BAK atau BAB sendiri. DB

(Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, CMFT, MA, Ph.D – Marriage & Family Therapist, Psychoanalyst, Sexologist, Graphologist.)

SUMBER: https://www.facebook.com/notes/dono-baswardono-parenting/kiat-ajarkan-toilet-training/644654952227710
. . . . Continue Reading