Wednesday, February 26, 2014

"My Little Girl"

Baru denger lagu ini..
Ntar (kalo beneran cewe) didengerin ah pas lahiran :)

"My Little Girl"
(feat. Aya Zain)

You are a miracle
You are a blessing from above
You brought joy to my soul
And pleasure to my eyes
In my heart I can feel it
An unexplainable feeling
Being a father
The best thing that I could ever ask for

Just thinking of you makes me smile
Holding you, looking in your eyes
I’m so grateful for having you
And everyday I pray
I pray that you’ll find your way

You know I love you, I love you
My little girl, my little girl
I ask God to bless you, and protect you always
My little girl, my little girl

You’re like a shining star
So beautiful you are
My baby girl
You light up my world
I pray that I’ll get the chance
To be around and watch you grow
And witness your first steps
And the first time when you will call me “dad”

Just thinking of you makes me smile
Holding you, looking in your eyes
I’m so grateful for having you
And everyday I pray
I pray that you’ll find your way

You know I love you, I love you
My little girl, my little girl
I ask God to bless you, and protect you always
My little girl, my little girl

I could spend hours watching you
You’re so innocent, so wonderful and pure
O God I can not express my gratitude!
But I’ll raise her good, ‘cause all I want is to please You
And now I pray You’ll guide her steps forever

You know I love you, I love you
My little girl, my little girl
I ask God to bless you, and protect you always
My little girl, my little girl
. . . . Continue Reading

Thursday, February 6, 2014

Tamparan keras

Pagi ini ngebaca blog seorang ibu yang kehilangan anaknya di usia setaunan... Sediiiiihhh ya allah... itu dimobil (perjalanan ke kantor) diem diem nangis. Sedih banget. Ikut merasakan kehilangan dan membayangkan jika itu aku. Jika itu aku, aku pasti tak sangguppppp... hik.
Nyampe kantor langsung pengen ketemu Allah. Buru-buru ambil wudhu n sholat dhuha. Abis sholat udah gak tahan buat nangis spuasnya, sampe mukena nya basah semua (oh maaaf jadi penuh ingusku -_-).
Doain si ibu itu semoga sabarnya seluas lautan dan diberi rejeki momongan lagi. Dan doain diri sendiri semoga aku sadar bahwa aku harus lebih bersyukur! BERSYUKUR!

Berapa banyak ibu yang menanti harap-harap cemas di ICU atau RS agar anaknya mau sedikit membuka matanya, berapa banyak ibu yang menantikan keajaiban dari kondisi anaknya dan hidupnya, dan berapa banyak calon ibu yang menunggu kepercayaanNya untuk dititipkan anak T_T
Jika berkaca dari itu semua tentuuuuuu lebih baik anak jumpalitan dirumah ngeberantakin baju, numpahin nasi, numpahin minum, maen air, pipis dimana-mana, pup dimana-mana, minta ini- minta itu daripada harus menyaksikan ketika dia diam saja, diam ntah sampai kapan atau diam karena emang sudah berada ditempat berbeda dengan kita. Hik. *berkaca-kacalagi

Kenapa nikmat itu kadang saya suka lupa?? Kenapa? *jedotinkepalaketembok*
Kenapa kesabaran saya sering expired, sering menguap ntah kemana diambil jin jahat, kenapa? Hik.
Padahal jika mau ngebanding-bandingin sebentar dan sedikit, sungguh anak saya sangat perfecto (lebay ya? :D) maksudnya dia sangat manis, kooperatif, kreatif, pintar, pokoknya bisa diajak kerjasama. Dari bayi dia selalu mendapat puja dan puji dari orang sekitar yang melihat dia, wahh anteng ya? Baik budi ya? Gak nakal ya? Pinter ya? Jarang nangis ya? dst dst. Yang cuma saya jawab dengan senyuman dan bilang alhamdulillah. Yang saya sendiri gak pernah melabeli itu ke diri dia. Hanya stiap malam saya bisikkan "Rabbli habbli minassholihiin".

Kadang saat saya gak waras, saya suka bentak dia, dan sedikit kasar, tapi walo cuma bentak dan SEDIKIT kasar, saya tau itu gak enak bangetttt, itu nyakitin banget, itu traumatis bangettt... saya aja gak suka dan gak mau digituin apa lagi sama ibu sendiri. Hik. Cuma perlu beberapa detik aja kok buat saya sadar abis berbuat yg gak layak ke dia. Detik berikutnya itulah saya pingin nangis, nangis kenapa saya tega, nangis kenapa saya gak sabar, dan nangis karena dia ikutan nangis. :(

Satu sisi saya menyalahkan orang lain yang mebuat mood saya kacau termasuk suami saya, tapi sisi lain lebih ke menyalahkan diri saya sendiri, kenapa harus mau disetir oleh orang lain. Kamu ya kamu. Apapun yang kamu terima kalo kamu gak suka, coba upayakan menjadi suka gimana pun caranya. Jika gak bisa yaaa terimalah, itulah yang harus kamu terima. Harusnya sih gitu kan yaaa? Tapi manusia yang penuh keterbatasan ini sering khilafnya. Sering meletupnya.

Tapi beberapa hari ini saya mencoba merenung dan merenung, meresapi kembali ke diri saya. Apa sih yang terjadi, apa yang salah, apa benar emang salah, apa sayanya aja yang mendramatisir, dst dst, sampe pada suatu malam, dimana saat paling menguras kesabaran adalah mengajak anak saya tidur. Susaaaah sekali jam 11 baru mau tidur. Sementara saat itu saya sudah ngantuk n capek berat. Dia ada ajaa permintaannya ya kue lah, nasi lah, pisang lah, pakein selimut lah, pakein minyak kayu putih lah, pipislah, dst dst sampe saya bener bener lupa dan khilaf saya bentak dia buat tidur, sambil bilang bunda tu udah capek nak tidur lah.. dan sambil nangis. And then what, tentu dia ikutan nangis, dia bingung sambil liatin saya, saya akhirnya cuma meluk dia sambil nangis. So drama.

Entah gimana detik berikutnya dia tertidur, saya pun kembali menyesal. Kenapa saya ini sangat temperamental sekarang, tertutup mata dan hati atas kelakuan anak-anak yg emang ajaib dan gak harus diubah, hanya harus diterima pun saya harus belajar ekstra.

Tapi kabar baiknya malam itu malam terkahir adegan drama itu :) hihi. Saya sekarang kalo udah gak snaggup sih diem aja, inhale-exhale, sambil bayangin yg lain yg indah indah, dan endingnya malah jadi ketawa sendiri liat polahnya. Ahhh... moment ini sungguh moment berharga, yang hanya sebentaaaaaarr dan akan sangat kita rindukan nanti. Tentu juga moment pembentukan dia dimasa depan, ingin kau pahat apa anakmu tentu kau yang menentukan. :)

Gak minta apa-apa, cuma diberi kesabaran extra, kelapangan jiwa, dan keluasan hati unttuk melihat dan bereaksi terhadap apapun. Amin


. . . . Continue Reading